Shutter Speed Tidak Terpakai di Foto Studio?! Emang Iya Ya?
Foto oleh Mika Evangelista
Dalam fotografi studio, banyak fotografer pemula sering bertanya: “Shutter speed harus dipasang berapa?” Menariknya, dalam sebagian besar situasi studio, shutter speed justru bukan elemen yang paling menentukan kualitas foto. Alasannya sederhana: di studio, sumber cahaya utama hampir selalu berasal dari flash atau strobe, bukan cahaya ambient. Karena itu, shutter speed hanya berperan kecil, bahkan sering kali nyaris tidak berpengaruh terhadap hasil akhir.
Secara teknis, kilatan flash hanya berlangsung dalam durasi yang sangat cepat, rata-rata di kisaran 1/1000 hingga 1/20.000 detik tergantung power output. Durasi inilah yang sebenarnya “menghentikan gerak” pada foto, bukan kecepatan shutter kamera. Selama fotografer memotret di bawah batas sinkronisasi (misalnya 1/160–1/200 detik pada banyak kamera), gambar akan tercapture dengan baik. Pada setting studio yang gelap, di mana hampir tidak ada ambient, shutter speed 1/60 atau 1/200 pun akan menghasilkan gambar yang hampir identik karena pencahayaan sepenuhnya dikuasai oleh flash.
Dengan kata lain, di studio tradisional, shutter speed hanyalah penjaga ritme teknis, bukan aktor utama.
Namun, bukan berarti shutter speed tidak punya ruang untuk kreativitas. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak fotografer mulai bereksplorasi dengan continuous light, LED, tungsten, maupun lampu RGB yang semakin canggih. Berbeda dengan flash, continuous light memiliki durasi illuminasi yang konsisten, sehingga shutter speed memberikan pengaruh jauh lebih besar terhadap exposure dan estetika.

Ketika memanfaatkan continuous light, fotografer bisa melakukan berbagai eksperimen, seperti:
1. Motion Blur Artistik
Gerakan objek yang sengaja dibiarkan sedikit blur pada shutter lambat dapat menciptakan kesan dreamy atau editorial yang lebih eksperimental, terutama pada fashion atau beauty shoot.
2. Light Painting pada Still Life
Dengan shutter speed panjang, cahaya dapat “dilukis” di sekitar objek, menciptakan highlight selektif yang biasanya mustahil dengan flash.
3. Mixed Lighting
Menggabungkan flash dan continuous light memungkinkan fotografer menciptakan dua layer visual: satu layer “beku” dari flash, dan layer kedua berupa motion atau glow dari continuous light. Teknik ini menghasilkan kesan futuristik yang kerap muncul dalam kampanye high-fashion.
Comments :