Algoritma Instagram selalu berubah dari waktu ke waktu, menyesuaikan perkembangan zaman. Kalau dulu Instagram dikenal sebagai photo-sharing app, kini tidak lagi. Semakin ke sini, Reels semakin diutamakan.

Lewat pernyataan yang diposting ke akun Instagram dan Twitter-nya, ia mengatakan bahwa perusahaannya ingin fokus pada hiburan dan video setelah melihat kesuksesan pesaing seperti YouTube dan TikTok. Kalau kamu mencari alternatif lain selain Reels, fitur Instagram Stories juga tidak kalah tinggi engagementnya!

Diluncurkan pada 2 Agustus 2016, Instagram Stories merupakan fitur di mana kita bisa membagikan momen berupa foto atau video yang bisa hilang setelah 24 jam. Stories yang muncul di ujung paling kiri adalah akun yang paling sering berinteraksi dengan kita.

Kita memiliki peluang lebih baik untuk menjangkau pemirsa dengan memposting Stories lebih sering dan konsisten. Semakin banyak tampilan atau views yang kita peroleh, maka akan semakin baik. Apalagi, jika mendapatkan balasan, tanda hati (love), kunjungan profil, hingga dibagikan ulang (di direct message maupun di-repost oleh orang lain).

Instagram mempertimbangkan seberapa besar kemungkinan kita menyukai, berkomentar, menyimpan, menghabiskan waktu, atau mengetuk profil seseorang.

Tetapi, bagaimana caranya agar postingan yang kita buat memiliki engagement yang tinggi? Sebelum memposting, ajukan pertanyaan pada diri sendiri seperti ini:

  • Apakah postingan ini akan disukai atau dikomentari pengguna lain?
  • Apakah postingan ini akan disimpan, dibagikan, dan digunakan kembali oleh seseorang?
  • Apakah postingan ini menyertakan call to action (CTA), misalnya “klik link di bio saya” yang mengajak orang lain mengetuk profil kita?

Kurang lebih, itulah beberapa update terbaru seputar algoritma Instagram di tahun 2022 yang perlu kita ketahui.