Hampir setiap bulan, event eksibisi poster digelar diberbagai negeri. Tema demi tema poster berseliwera silih berganti, sedari tema-tema social issues, lingkungan, seni budaya hingga politik dan situasi kekinian, misalnya tentang era pandemi saat ini.

Berkesenian adalah sebagai cara yang ekspresif dalam ikut merasakan berbagai peristiwa dan berbagai permasalaan dimana pun di planet ini. Menjalankan pekerjaan seni, memudahkan menyampaikan pesan secara lebih menarik dan nyaman. Inilah yang penulis sebut dengan orientasi kemanfaatan dalam kesenian.

Sebagai seorang pengajar di dunia kreatif, adalah seorang “model”, dia harus menampilkan karya-karya untuk bisa dinikmati dan diambil manfaatnya. Bagi penulis yang mengajar di creative advertising eksistensi berkarya adalah modal utama, sebelum menyampaikan materi ajar kepada mahasiswa. Setidaknya hal ini tertanam menjadi budaya yang kami selalu lakukan bersama para dosen di School of Design (SOD), Binus University, Jakarta. Indonesia.

Kepekaan dan empati terhadap permasalahan kemanusiaan dan lingkungan serta berbagai ketimpangan sosial menjadi motor penggerak para desainer dan seniman di seluruh dunia untuk mengungkapkan, turut merasakan dan menyampaikan pesan kebaikan melalui berbagai platform media. Salah satu dari sekian banyak media itu adalah poster. Poster memiliki karakter yang kuat dalam menyampaikan pesan. Sangat atraktif, simple dan bisa memuat pesan bervariasi, sehingga mampu menjangkau berbagai kalangan di lintas bahasa dan budaya. Gaya bahasa dalam poster disampaikan dengan beragam majas. Dari yang lugas sederhana, metaforis analogis hingga abstract. Semua tersaji sesuai audiens yang dituju.

Sejak pandemi ditetapkan oleh World Health Organization begitu banyak probadi tergerak bersama organisasi dan negara menyampaikan pesan melalui berbagai media. Media sosial menjadi media paling mudah dijangkau oleh orang banyak. Penulis kagum dengana upaya yang hebat yang dilakukan oleh asosiasi desainer grafis Catalonia dengan program “Posters for fighting and lifting up our spirit” yang menggabungkan gagasan worwide graphic designer yang luar biasa dengan moto “From the trenches, one day less, one more design. Design is on fire” sangat dirasakan dampaknya. Sungguh menjadi kehormatan bagi penulis menjadi bagian dari langkah penyadaran ini.